SMPN 2 Bojong Kembangkan Briket Ramah Lingkungan dari Bunga Pinus dan Kulit Kopi

SMPN 2 Bojong Kembangkan Briket Ramah Lingkungan dari Bunga Pinus dan Kulit Kopi

SMPN 2 Bojong Kembangkan Briket Ramah Lingkungan dari Bunga Pinus dan Kulit Kopi

Bokasari News

Komitmen terhadap pendidikan lingkungan hidup dan inovasi terus ditunjukkan oleh SMP Negeri 2 Bojong, Kabupaten Tegal. Sekolah ini kembali menghadirkan inovasi unik berupa briket arang ramah lingkungan yang terbuat dari bunga pinus dan kulit kopi, dua limbah organik yang selama ini kerap terabaikan.

Berawal dari keprihatinan terhadap banyaknya limbah organik di sekitar lingkungan sekolah dan desa, para siswa bersama guru pembimbing mencoba menggali potensi bahan alam yang melimpah namun belum dimanfaatkan. Hasilnya, mereka berhasil menciptakan briket arang alternatif yang dapat menjadi pengganti kayu bakar atau gas elpiji.

"Kami ingin siswa tidak hanya pintar di teori, tapi juga bisa menghasilkan sesuatu yang nyata dan bermanfaat bagi masyarakat," ujar Isnaini Arina Khasbana, S.Pd., guru pembimbing inovasi, saat diwawancarai di sela kegiatan praktik siswa.

Proses pembuatan briket ini dilakukan dengan cara sederhana namun efektif, yaitu melalui pengeringan bahan baku, pembakaran tidak langsung (pirolisis), dan pemadatan dengan cetakan khusus. Produk akhir berupa briket siap pakai, yang dapat menyala lebih lama dan lebih bersih dibandingkan bahan bakar konvensional.

"Bahan bakunya mudah didapat dan berasal dari limbah. Jadi selain hemat, ini juga membantu menjaga lingkungan," tambah Tahmid.

Salah satu siswa kelas 8 yang terlibat dalam proyek ini, Labib Syauqi, mengaku bangga bisa terlibat. "Kami belajar langsung cara membuatnya dari awal sampai jadi. Ternyata seru dan hasilnya bisa dipakai masak," katanya sambil menunjukkan contoh briket hasil karya timnya.

Kepala SMPN 2 Bojong, Drs. Taufiq Hidayat, M.MPd., sangat mendukung pengembangan inovasi semacam ini. Menurutnya, pembelajaran berbasis proyek nyata seperti ini penting untuk membentuk karakter siswa yang peduli, kreatif, dan solutif. "Kami ingin menjadikan sekolah ini sebagai pionir sekolah peduli lingkungan dan berbasis kearifan lokal," ungkapnya.

Briket ini tidak hanya ramah lingkungan dan hemat, tetapi juga memiliki nilai jual yang bisa dikembangkan sebagai produk kewirausahaan. Hal ini membuka peluang besar bagi siswa untuk belajar ekonomi kreatif sejak dini.

"Kami berharap inovasi ini bisa terus dikembangkan dan digunakan masyarakat. Mimpi kami, suatu saat briket ini bisa diproduksi massal sebagai energi alternatif murah dan bersih," pungkasnya.

Dengan inovasi ini, SMP Negeri 2 Bojong sekali lagi membuktikan bahwa usia muda bukan halangan untuk berkarya besar demi masa depan bumi yang lebih hijau. (Tahmid)